Hasil karya sastra Nyoman Manda th 2014
1.Judul buku : Bulan Makalangan
2.Tebal
: 117 halaman
3.Pengarang :
Nyoman Manda
4.Tahun
: 2014
5.Penerbit
: Pondok Tebawutu Gianyar
Novela ini
ditulis berdasarkan ceritra yang sering dipentaskan oleh drama tradisional Bali
(arja).Ceritra ini berawal dari sejarah raja-raja di Jawa .Kediri,Kahuripan
,Gagelang dan Daha.
Dalam novela ini diceritrakan kisah
percintaan putra Raja Kahuripan Raden Inu Kertapati dengan putri Raja Daha yang
cantik jelita Diah Candra Kirana.Kisah percintaan yang dibumbui dengan berbagai
kemesraan dan peristiwa lucu yang dilakoni oleh para
penakwannya yang biasa membawa kisah panjang dalam sejarah para kesatria di
kerajaan Jawa ini. Ceritra ini dirajut dengan imajinasi pengarang dengan
keadaan masa kini yang tehnologinya begitu tinggi sehingga membaca ceritra ini
seperti membaca ceritra masa kini yang sepertinya ceritra itu adalah ceritra
masa remaja sekarang sehingga tidak begitu hanyut dengan ceritra istana sentris
yang menjadi ciri kerajaan masa lalu.Dan ceritra ini juga mencoba mengangkat
awal sejarah kerajaan di Jawa yang barangkali bisa menggugah para remaja sekarang untuk
mulai menyentuh nilai-nilai sastra lama.Ceritra ini banyak menggunakan tehnologi masa kini
yang jaman dulu secara imijansi sudah ada .Pengarang mencoba memadukannya dalam
alur ceritra seperti kutipan ini....
,, Nẻ meka nglanglang tandang. warisan leluhur raganẻ,”: Kartala teges
masaut.
,,Jani suba di Daha,” Radẻn Inu Kertapati
gangsar metakẻn.
,,Sampun Ratu,niki sampun napek Puri,”
,,Bẻh gedẻ pesan Puri Dahanẻ,” I Punta
matakon.
,, Purin Ida anak agung pastika gedẻ,”
,, Suba ka udiana ia karena semengan kẻnẻ ida
anak putri pastika masiram ka taman,” Radẻn Inu Kertapati nyingak meka nglanglang
tandang totonan.
,, Masiram bakal ngenah?” Punta nelik matannẻ.
,,Kedisẻ sing nyidaang nyemak-nyemak anẻ
singit,” Kartala masi mlotot matanẻ karena suba tawanga I Punta yan suba
ngomongang anak jegẻg pastika jeg nyujur pesan kenehnẻ.
,, Ipun mangkin sedeng matinggah di punyan
sandatẻ menawi malih jebos Ida Dewi Diah Candra Kirana pastika rauh,” atur
polos I Kartala.
Demikian rajutan ceitra lama dengan tehnologi IT[i] yang bisa dikolaborasikan
dengan kehidupanremaja masa kini.
2
1.Judul buku : Ngelingkung
2.Tebal
: 139 halaman
3.Pengarang :
Nyoman Manda
4.Tahun
: 2014
5.Penerbit
: Pondok Tebawutu Gianyar
Novel Ngelingkung karya Nyoman Manda tebal 139 halaman adalah berkisah tentang
kehidupan seorang wanita yang single parent,karena sesuatu hal harus bercerai
dengan suaminya dan menghidupi anaknya
hingga semuanya tamat sampai di Perguruan tinggi . Ceritra yang berawal dari kehidupan
seorang anak perempuan desa yang pindah sekolah ke kota karena mengikuti pamannya ,menuai cinta remaja yang manis
dengan teman sekolahnya tapi akhirnya malang tak dapat ditolak ia tidak dapat
melanjutkan sekolahnya karena pamannya pindah ke Jakarta dan ia harus kembali
ke desa kembali kepada kedua orang tuanya yang hidup sebagai petani. Ceritra
bermula menjadi menyimpang (Ngelingkung) cinta sejati yang dibina dengan
kekasihnya semasa masih di sekolah menjadi berantakan karena kekasihnya kawin dengan orang lain, ia
sendiri juga kawin dengan teman sedesanya tapi akhirnya ditinggalkan
(ngelingkung ) karena suaminya penjudi dan mencari perempuan lain. Dan ia
sendiri juga terlibat kasih dengan teman sekerjanya di kantor dan akhirnya ia
sadar ia kembali berbelok(Ngelingkung) ke jalan yang benar sampai dapat
mendidik anak- anaknya sampai ke perguruan tinggi. Manusia dihanyutkan ke
berbagai arah namun akhirnya kepada yang Maha Kuasa dia berusaha kembali
1.Judul buku : Buung
2.Tebal : 109
halaman
3.Pengarang :
Nyoman Manda
4.Tahun
: 2014
5.Penerbit
: Pondok Tebawutu Gianyar
Novel ketiga yang ditulis oleh Nyoman Manda th 2014
ini yang tebalnya 109 halaman ini mengisahkan tentang suasana pemilihan
legislatif tahun 2014 ini.Seorang batal jadi anggauta Dewan sampai menjual
tanahnya karena ijasahnya palsu dan intrik politik dengan segala permainan yang
mengandalkan segala cara untuk bersaing menjadi anggauata dewan. Demikian pula
seorang gadis tamatan SMA yang hampir selesai kuliah di Unversitas Terbuka
UT(Luh Suartini) tertarik untuk ikut mencalonkan diri dalam pilihan legilastif
karena terpincut oleh semangat iming-iming sebuah partai untuk berjuang mengisi
quota 30 % Caleg perempuan di DPR, ia bersemangat dengan kekasih dan
teman-temannya berjuang mencalonkan diri namun tanpa biaya hanya semangat untuk
berjuang membawakan aspirasi perempuan dalam kehidupan berdemokrasi dengan
hanya mengandalkan janji menyerahkan sepenuh gajihnya untuk desanya dan ia
hanya mengharapkan dari uang sidang saja.kenyataannya janji ini tidak andal
untuk mencapai suatu tujuan sebab sekarang uang yang berkuasa untuk mendapatkan
tujuan itu.Perjuangan dalam Pilkada Legislatif ini disamping bebrapa permainan
yang tidak terpuji utamanya politik uang yang mendominasi akhirnya ia batal
gagal (Buung) jadi anggauta dewan namun berhasil mengabdikan dirinya untuk kemajuan
desanya dengan berbagai kegiatan soasial yang berguna nyata untuk kemajuan
desanya disamping ia berbahagia dengan
kekasihnya membangun rumah tangga yang sejahtra.
Judul buku: Uug
Pengarang : Nyoman Manda
Tebal : 113 halaman
Penerbit : Pondok Tebawutu Gianyar
Tahun : 2014
Buku karya Nyoman Manda yang
keempat tahun 2014 adalah bukunya yang ke 91 selama karirnya sebagai pengarang
sastra Bali Modern. Buku ini dengan judul “Uug” (Hancur berantakan), adalah
buku yang mengisahkan kehancuran Bali akibat prahara alam yang menimpa Bali,
hancurnya pantai Bali, hancurnya tanah
sawah di Bali yang dicaplok oleh investor dijadikan perumahan, villa,
hotel dan restorant. Hutan di Bali sudah berantakan karena ada penebang liar,
hutan disulap jadi villa, dan masyarakat Bali sendiri juga sudah dicecar
keberadaannya oleh orang luar karena ulah mental orang Bali, yang banyak
menjual tanahnya, banyak pekerjaan sudah diambil orang lain karena lebih murah
dan tidak terikat dengan kehidupan adat/sosial yang lebih bermasalah. Dalan
novel kecil ini dikisahkan keluarga yang hancur berantakan karena ambisi
pribadi yang sangat egois dan mental yang mau kerja enak dengan hasil yang
banyak sehingga melakukan pekerjaan yang tidak terpuji, suap, korup dan
meremehkan orang lain, juga mereka berhadapan dengan persoalan adat yang sangat
terikat dengan tradisi lama yang masih kuat dalam arus globalisasi ini.Semua
hancur dan berpulang pada figur manusianya dan solusi masa depan yang berada di
tangan generasi barunya.(Nyoman Manda/2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar