Sabtu, 24 Oktober 2015

hasil karya Manda th 2014




Hasil karya sastra Nyoman Manda th 2014
1.Judul buku :  Bulan Makalangan
2.Tebal           :  117 halaman
3.Pengarang :  Nyoman Manda
4.Tahun         :  2014
5.Penerbit     :  Pondok Tebawutu Gianyar
               
Novela ini ditulis berdasarkan ceritra yang sering dipentaskan oleh drama tradisional Bali (arja).Ceritra ini berawal dari sejarah raja-raja di Jawa .Kediri,Kahuripan ,Gagelang dan Daha.
            Dalam novela ini diceritrakan kisah percintaan putra Raja Kahuripan Raden Inu Kertapati dengan putri Raja Daha yang cantik jelita Diah Candra Kirana.Kisah percintaan yang dibumbui dengan berbagai kemesraan dan peristiwa lucu yang dilakoni oleh para penakwannya yang biasa membawa kisah panjang dalam sejarah para kesatria di kerajaan Jawa ini. Ceritra ini dirajut dengan imajinasi pengarang dengan keadaan masa kini yang tehnologinya begitu tinggi sehingga membaca ceritra ini seperti membaca ceritra masa kini yang sepertinya ceritra itu adalah ceritra masa remaja sekarang sehingga tidak begitu hanyut dengan ceritra istana sentris yang menjadi ciri kerajaan masa lalu.Dan ceritra ini juga mencoba mengangkat awal sejarah kerajaan di Jawa yang barangkali bisa menggugah para remaja sekarang untuk mulai menyentuh nilai-nilai sastra lama.Ceritra ini banyak menggunakan tehnologi masa kini yang jaman dulu secara imijansi sudah ada .Pengarang mencoba memadukannya dalam alur ceritra seperti kutipan ini....
,, Nẻ meka nglanglang tandang. warisan leluhur raganẻ,”: Kartala teges masaut. 
,,Jani suba di Daha,” Radẻn Inu Kertapati gangsar metakẻn.
,,Sampun Ratu,niki sampun napek Puri,”
,,Bẻh gedẻ pesan Puri Dahanẻ,” I Punta matakon.
,, Purin Ida anak agung pastika gedẻ,”
,, Suba ka udiana ia karena semengan kẻnẻ ida anak putri pastika masiram ka taman,” Radẻn Inu Kertapati nyingak meka nglanglang tandang totonan.
,, Masiram bakal ngenah?” Punta nelik matannẻ.
,,Kedisẻ sing nyidaang nyemak-nyemak anẻ singit,” Kartala masi mlotot matanẻ karena suba tawanga I Punta yan suba ngomongang anak jegẻg pastika jeg nyujur pesan kenehnẻ.
,, Ipun mangkin sedeng matinggah di punyan sandatẻ menawi malih jebos Ida Dewi Diah Candra Kirana pastika rauh,” atur polos I Kartala.
   Demikian rajutan ceitra lama dengan tehnologi IT[i] yang bisa dikolaborasikan dengan kehidupanremaja masa kini.


2     
1.Judul buku :  Ngelingkung
2.Tebal           :  139 halaman
3.Pengarang :  Nyoman Manda
4.Tahun         :  2014
5.Penerbit     :  Pondok Tebawutu Gianyar
Novel Ngelingkung karya Nyoman Manda   tebal 139 halaman adalah berkisah tentang kehidupan seorang wanita yang single parent,karena sesuatu hal harus bercerai dengan suaminya dan menghidupi anaknya  hingga semuanya tamat sampai di Perguruan tinggi .            Ceritra yang berawal dari kehidupan seorang anak perempuan desa yang pindah sekolah ke kota karena mengikuti  pamannya ,menuai cinta remaja yang manis dengan teman sekolahnya tapi akhirnya malang tak dapat ditolak ia tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena pamannya pindah ke Jakarta dan ia harus kembali ke desa kembali kepada kedua orang tuanya yang hidup sebagai petani. Ceritra bermula menjadi menyimpang (Ngelingkung) cinta sejati yang dibina dengan kekasihnya semasa masih di sekolah menjadi berantakan  karena kekasihnya kawin dengan orang lain, ia sendiri juga kawin dengan teman sedesanya tapi akhirnya ditinggalkan (ngelingkung ) karena suaminya penjudi dan mencari perempuan lain. Dan ia sendiri juga terlibat kasih dengan teman sekerjanya di kantor dan akhirnya ia sadar ia kembali berbelok(Ngelingkung) ke jalan yang benar sampai dapat mendidik anak- anaknya sampai ke perguruan tinggi. Manusia dihanyutkan ke berbagai arah namun akhirnya kepada yang Maha Kuasa dia berusaha kembali












1.Judul buku :  Buung
2.Tebal          :  109 halaman
3.Pengarang :  Nyoman Manda
4.Tahun         :  2014
5.Penerbit     :  Pondok Tebawutu Gianyar

                Novel ketiga yang ditulis oleh Nyoman Manda th 2014 ini yang tebalnya 109 halaman ini mengisahkan tentang suasana pemilihan legislatif tahun 2014 ini.Seorang batal jadi anggauta Dewan sampai menjual tanahnya karena ijasahnya palsu dan intrik politik dengan segala permainan yang mengandalkan segala cara untuk bersaing menjadi anggauata dewan. Demikian pula seorang gadis tamatan SMA yang hampir selesai kuliah di Unversitas Terbuka UT(Luh Suartini) tertarik untuk ikut mencalonkan diri dalam pilihan legilastif karena terpincut oleh semangat iming-iming sebuah partai untuk berjuang mengisi quota 30 % Caleg perempuan di DPR, ia bersemangat dengan kekasih dan teman-temannya berjuang mencalonkan diri namun tanpa biaya hanya semangat untuk berjuang membawakan aspirasi perempuan dalam kehidupan berdemokrasi dengan hanya mengandalkan janji menyerahkan sepenuh gajihnya untuk desanya dan ia hanya mengharapkan dari uang sidang saja.kenyataannya janji ini tidak andal untuk mencapai suatu tujuan sebab sekarang uang yang berkuasa untuk mendapatkan tujuan itu.Perjuangan dalam Pilkada Legislatif ini disamping bebrapa permainan yang tidak terpuji utamanya politik uang yang mendominasi akhirnya ia batal gagal (Buung) jadi anggauta dewan namun berhasil mengabdikan dirinya untuk kemajuan desanya dengan berbagai kegiatan soasial yang berguna nyata untuk kemajuan desanya disamping ia berbahagia dengan  kekasihnya membangun rumah tangga yang sejahtra.











Judul buku:   Uug
Pengarang      :   Nyoman Manda
Tebal         :  113 halaman
Penerbit     :   Pondok Tebawutu Gianyar
Tahun        :  2014
                  Buku karya Nyoman Manda yang keempat tahun 2014 adalah bukunya yang ke 91 selama karirnya sebagai pengarang sastra Bali Modern. Buku ini dengan judul “Uug” (Hancur berantakan), adalah buku yang mengisahkan kehancuran Bali akibat prahara alam yang menimpa Bali, hancurnya pantai Bali, hancurnya tanah  sawah di Bali yang dicaplok oleh investor dijadikan perumahan, villa, hotel dan restorant. Hutan di Bali sudah berantakan karena ada penebang liar, hutan disulap jadi villa, dan masyarakat Bali sendiri juga sudah dicecar keberadaannya oleh orang luar karena ulah mental orang Bali, yang banyak menjual tanahnya, banyak pekerjaan sudah diambil orang lain karena lebih murah dan tidak terikat dengan kehidupan adat/sosial yang lebih bermasalah. Dalan novel kecil ini dikisahkan keluarga yang hancur berantakan karena ambisi pribadi yang sangat egois dan mental yang mau kerja enak dengan hasil yang banyak sehingga melakukan pekerjaan yang tidak terpuji, suap, korup dan meremehkan orang lain, juga mereka berhadapan dengan persoalan adat yang sangat terikat dengan tradisi lama yang masih kuat dalam arus globalisasi ini.Semua hancur dan berpulang pada figur manusianya dan solusi masa depan yang berada di tangan generasi barunya.(Nyoman Manda/2014) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar