Sabtu, 24 Oktober 2015

Catatan Kecil Nyoman Manda Part 2



1.
Judulbuku  :  Ngabih Kasih ring pasisi      Lebih
Pengarang  :   Nyoman Manda
Tebal buku  :  108 halaman
Penerbit       :  Pondok Tebawutu Gianyar
                                    Tahun          :   2008 (januari )

            Novel ini adalah novel kisah remaja sekolahan yang mengangkat ceritra liku-liku pergaulan anak SMA baik di sekolah maupun diluar sekolah. Di sebuah sekolah SMA Lodtungkang kegiatan anak-anak SMA yang berpacu untuk mendapat tempat di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kegiatan belajar di sekolah ini diselingi  juga dengan kegiatan ekstrakurikuler (drama,olahraga) Ada kelompok yang serius belajar (Putu Arini, Wayan Landra cs) dan ada kelompok yang hura-hura (Gung Wirati, Karsa cs). Kelompok ini terus bersaing disegala bidang dan malah sering dengan pertengkaran, karena masalah cinta remaja. Gung Wirati dulu pacaran dengan Wayan Landra tapi karena ulah Gung Wirati yang sombong Wayan Landra akhirnya pacaran dengan Putu Arini. Kelompok Arini sangat giat belajar dan akhirnya kelompok ini berhasil sukses sehingga banyak yang dapat melanjutkan sekolah ke fakultas Kedokteran.
            Dalam novel ini diselipkan diskusi/pengertian tentang ngaben sampai ngroras/ngasti dan ngelinggihang Dewa Hyang.Diharapkan walaupun remaja kita sekarang berpacu menuntut ilmu namun pengetahuan tentang agama dan pelaksanaan adat di desa pakramannya jangan sampai dilewatkan begitu saja.

















2.                           
Judul buku          :  Nembang girang di bukit gersang
Pengarrang         :  Nyoman Manda
Tebal buku          :  62 halaman
Penerbit               :  Pondok Tebawutu Br Teges Gianyar
                                                            Tahun                  ;  2008 (juli)
Drama ini mengisahkan tentang generasi muda di Bali/Indonesia ( Luh Nerti dan Iwan) yang giat dan bertekad mengabdi membangun desa. Generasi muda Indonesia yang hanya mengejar menjadi pegawai saja hendaknya juga mempunyai jiwa kembali ke desa membangun bumi Indonesia ini dengan segala pengabdiannya.
Iwan seorang sarjana tenaga sukarela yang ditempatkan di desa terpencil dan gersang. Disini ia bertemu dengan Luh Nerti anak kepala desa. Luh Nerti yang seorang guru SD saling mencintai. Iwan ingin mengubah desa yang gersang itu dengan membuat dam yang oleh penduduk tidak mungkin karena sungai itu sudah dikutuk oleh dewata tidak bisa dipakai untuk mengairi dawah. Namun Iwan bertekad dibantu oleh kekasihnya. Proporsalnya disetujui Pemda dan segera dibangun sebuah Dam sehingga air sungai bisa  digunakan mengairi ladang penduduk yang mulanya gersang .Akhirnya Iwan kawin denga gadis anak kepala desa itu dan
tinggal di tanah ladang mertuanya.
















3
Judul buku        :  Sawang-sawang
                             gamang      
Tebal                :  124 halaman
Persembahan  :  Pondok Tebawutu
Tahun               :  2008



Novel ini mengisahkan seorang anggauta LSM Peduli  Bali (Madé Ada) yang sangat aktif membela keberadaan alam, budaya, sosial kehidupan Bali. Sebagai seorang sarjana ia melihat celah-celah mengembangkan alam ,kehidupan sosial budaya Bali namun tantangan pengrusakan alam dan budaya makin menghunjam kehidupan alam Bali yang sangat dicintainya. Membentengi kehidupan Bali sudah terpojok rasanya karena semuanya bisa diatur dan dibeli, sehingga keadilan dan kesejahtraan sangat jauh dirasakannya.
            Perjuangannya yang sangat gigih dengan teman-temannya baik lewat cara akademis maupun fisik menentang segala macam pengrusakan budaya Bali namun perjuangannya mengalami tantangan yang sangat menyakitkan hatinya karena semuanya bisa diatur, keputusan bisa dibeli lewat sogok, korupsi KKN.dan sebagainya
Keputusasaannya yang emosional sehingga ia memilih jalan pintas penuh pengorbanan sampai meninggalkan orang yang sangat dikasihinya (Nyoman Rasini  dan kedua orang tuanya).Ia besumpah setia dengan tanda tangan darah berjuang bersama para gamang ( dunia manusia tidak nyata namun bisa berbuat seperti manusia).Ia bergabung dengan mereka lewat suatu aksi sensasional gaib. Ia terjatuh ke jurang yang dalam di désanya dan ini awal dari kisah novel ini transformasi hidupnya yang terjadi selama 24 jam.
Ia memilih bergabung ke dunia gamang akan melawan kezaliman, korupsi kerakusan para pengrusak alam kehidupan Bali tanpa kecuali. Ia bertekad akan melawan dan menghancurkan mereka yang telah merusak alam budaya Bali melalui  cara pegamangan ( perlawanan yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata).
            Kisah yang dijalin dalam kurun waktu 24 jam ini  mengisahkan  perlawanan seorang tokoh dengan taktik cara wong gamang. Sebab dalam dunia gamang tidak ada KKN, tidak ada kebijakan pejabat yang menguntungkan dirinya sendiri, tidak ada korupsi dan tidak ada perbuatan semena-mena, tidak ada penegak hukum yang bisa disuap. Dari alam gamang ini ia mengadakan perlawanan total untuk keajegan Bali ini, akan menghancurkan manusia Bali yang menjual alamnya untuk kepentingannya sendiri seperti pendirian villa dekat tempat peribadatan, di jalur hijau seperti tebing dan pantai, pengrusakan hutan, dekradasi budaya dan moral pemimpin yang ngobral janji untuk kepentingan golongan dan dirinya. Pokoknya ia akan menghancurkan mereka yang merusak kehidupan sosial budaya Bali dari dunia gamang (Nyoman Manda)


















Judul buku       : Saput poléng
Tebal                : 72 halaman
Pengarang        : Nyoman Manda
Persembahan  :  Pondok Tebawutu
                            Br Teges Gianyar
Tahun               :  Oktober 2008
            Drama satu babak yang terdiri dari 11 adegan ini (undagan) mengisahkan tentang pasukan Majapahit dibawah pimpinan Patih Gajah Mada menyerbu Bali dalam usahanya menyatukan bumi Nusantara ini dibawah kekuasaan Majapahit. Tapi kerajaan Bali(Bedahulu) dibawah kekuasaan Sri Asura Ratna Bumi Banten tidak mau takluk sehingga terjadi peperangan hebat .Tipu dan siasat Gajah Mada dapat menaklukan Bali yang dikawal oleh kesatria perwira seperti Ki Pasung Grigis, Kebo Iwo, Ki Tambyak, Ki Tunjung Biru sehingga Bali dapat ditaklukan dan raja Bali tewas membela kerajaannya.
            Dalam usahanya menaklukan Bali Patih Gajah Mada  jatuh cinta dengan seorang gadis (Gusti Ayu Kedangan dari Tengkulak Blahbatuh) yang dikawinya sehingga mengandung dan mempunyai seorang anak laki-laki. Tapi  patih Gajah Mada masih sibuk berperang menaklukan kerajaan di Nusantara ini sesuai degan sumpahnya sehingga ia tidak dapat mengajak istrnya langsung ke Mjapaphit dan berpesan supaya anaknya nanti setelah keadaan memungkinkan supaya mencari ia ke Majapahit dengan memakai saput poleng(hitam dan putih) sebagai jati dirinya menyatukan semua yang berbeda menjadi suatu kesatuan yang harmonis dibawah naungan Majapahit.
            Akhirnya ketika keadaan sudah aman anaknya yang diberi nama Arya Bebed(mengikat jadi satu) datang ke Majaphit   mencari ayahnya sesuai dengan janjinya. (Nyoman Manda)






Tahun 2010 Nyoman Manda menulis enam novcel sejarah seperti dibawah ini


Judul  buku                : Gending Pengalu           
Tebal                : 118 halaman
Pengarang        : Nyoman Manda
Persembahan  :  Pondok Tebawutu Br Teges Gianyar
 Tahun              :  Oktober 2010




Novela -novel alit setebal 118 halaman ini karya Nyoman Manda menceritrakan tentang sejarah berdirinya kerajaan Gianyar pada hari Jumat Wagé wuku Krulut sasih Ka dasa warsa 1771,  ( 19 April 1771) yang sekarang menjadi hari jadi kota Gianyar dan diperingati setiap tahun
Novel ini berdasarkan atas Sejarah berdirinya kerajaan Gianyar (bersumber pada babad Manggis).
Ceritra ini berawal ketika Déwa Manggis Kuning pada abad ke 17 mulai membangun tempat tinggal pedukuhan Bengkel (sekarang desa Beng Gianyar). Novel ini tidak secara total menceritrakan tentang kerajaan Gianyar(hanya dinarasikan) dan pembuatan keraton Gianyar yang sekarang masih utuh diceritrakan dengan terperinci sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Inti ceritra lebih berfokus tentang kisah cinta teruna Pedukuhan Bengkel dengan gadis Bengkel . Novel Gending pengalu ditulis dengan gaya sinetron pelakunya banyak dengan menarasikan Babad Gianyar sebagai hari lahirnya kota Gianyar (saat kerajaan Gianyar mulai menempati istana/ibu kota kerajaan Geria- Anyar….Gianyar pada
hari Sukra Wagé wuku Krulut sasih kadasa warsa 1771 pada tanggal 19 April 1771 Masehi




Judul buku       :Gusti Ayu Kedangan
Tebal                : 122 halaman
Pengarang        : Nyoman Manda
Persembahan     Pondok Tebawutu Br Teges
Tahun               :  Oktober 2010           


Gusti Ayu Kedangan
         Novela (novel alit) setebal 122 halaman karya Nyoman Manda ini yang mengisahkan ekspedisi Patih Gajah Mada ke Bali tahun 1343 Masehi, akan menaklukan kerajaan Bali yang diperintah oleh Raja  Asta Sura  Ratna Bumi Banten yang juga bergelar Sri Tapolung bersikukuh tidak mau tunduk pada kerajaan Majapahit
         Raja dan mapatihnya seperti Pasung Grigis, Kebo Iwo, Ki Tunjung Biru, Ki Tambyak Ki Kalung Singkal memilih bertempur habis-habisan. Akhirnya Bali dapat dikalahkan.
         Setelah Bali dapat ditaklukkan lalu Patih Gajah Mada menempatkan Dalem Ketut Sri Kresna Kepakisan memrintah Bali yang berpusat di Samprangan dibantu olih senapati Arya Wang Bang,Kuthawaringin, Arya Belog, Arya Kenceng, Arya Dalancang,Arya Tumenggung, Arya Kenuruhan dan tiga orang Weisya Majapahit Tan Kober,Tan Mundur,dan Tan Kaur
         Selama ekspedisi Gajah Mada ke Bali ia bertemu dengan seorang gadis Bali yang bernama Gusti Ayu Kedangan lalu mengawininya dan mempunyai seorang anak bernama Arya Bebed yang kemudian mencari ayahnya ke Jawa sesuai dengan pesan ayahnya.Keturunan Arya Bebed ini juga berperan dalam pemrintahan di Bali pada masa keemasan Majapahit. 


                      






















  Judul buku       :Suara saking Batukaru
Tebal                : 138 halaman
Pengarang        : Nyoman Manda
Persembahan  :  Pondok Tebawutu  Br Teges Gianyar
Tahun               :  Oktober 2010                             


Buku novela(novel alit) setebal 134 halaman ini karya Nyoman Manda  ini merupakan kisah kehidupan nyata seorang anak banjar Ubung Penebel Tabanan namanya I Nyoman Mando. Dikisahkan kehidupan masa kecilnya yang banyak berkutat di sawah membantu orang tuanya dan membantu ibunya di rumah mengemban adiknya yang masih kecil. Semenjak umur delapan tahun Nyoman Mando sudah aktif membantu ayahnya bekerja di sawah dari menyabit rumput mengembalakan sapinya, memandikan sapinya, mencari kayu api dsbnya.
Kemuidan diceritrakan pergaulannya dengan teman sebayanya di Br Ubung, nginap bersama.
Kemudian diceritrakan kehiduapan di sekolah SR I Penebel pada masa pendudukan Jepang yang kejam
Akhirnya diceritrakan bagaiamana sekolahnya terhenti setelah Jepang kalah dan daerah Tabanan  terlibat revolusi pisik melawan Belanda. bagaimana Nyoman Mando dan kawan-kawnnya ikut berjuang membantu pemuda  desanya melawan Belanda sampai akhirya mereka memilih nyingkir ke sawah dan hutan Batukaru dalam mengibarkan semangat perjuangan revolusi melawan Nica

























Judul buku       :Biyar biyur ring pasisi Sanur
Tebal                : 126 halaman
Pengarang        : Nyoman Manda
Persembahan  :  Pondok Tebawutu Br Teges Gianyar
Tahun               :  Oktober 2010

Novela (novel alit) setebal 126 halaman ini karya Nyoman Manda yang merupakan bagian pertama  dari trilogi novela  tentang perang puputan Badung. Novel ini diawali dengan terdamparnya skunar berbendera Belanda Sri Komala yang mengangkut barang-barang milik Kwee Tek Tjiang pada tanggal 27 Mei 1904 Ulah Kwee Tek Tjiang yang mengada-ada malah memfitnah barangnya telah dicuri rakyat  berupa 2300 ringgit 2300 uang kepeng. Laporan palsu  ini tidak dipercayai raja Badung dan akhirnya ia melapor kepada Residen Belanda di Badung Tuan J Eshbach. Fitnah Kwee Tek Tjiang mengena karena Gubernur Jendral Belanda berkeinginan menguasai Bali dan raja Badung didenda 3000 ringgit. Raja Badung tidak mau dan bersikukuh tidak mau membayar denda sehingga Gubernur Jendral di Batavia ( Van Hent)  mengultimatun raja Badung dan Tabanan sampai batas waktu hingga 
1 September 1904) raja Badung I Gusti Ngurah Denpasar bersikukuh nindihin gumi lan swadharmaning Negara. Kisah puputan  berawal di pantai Sanur ini dibingkai dengan kisah cinta salah seorang prajurit Sanur( I Wayan Sadia dan kekasihnya Luh Rénji) yang setia membela raja dan bumi Badung sampai titik darah penghabisan.(Nyoman Manda)



























Judul buku       :Kukul bulus
Tebal                : 126 halaman
Pengarang        : Nyoman Manda
Persembahan  :  Pondok Teba Br Teges Gianyar
Tahun               :  Oktober 2010                             

            Raja Badung tetap kukuh pada pendiriannya. Beliau tidak mau membayar denda dan menolak ultimatum dalam waktu 2x 24 jam harus menyerah pada Belanda sehingga pasukan Belanda mendarat di pantai Sanur pada tanggal 14 September 1906.,Meriam mulai ditembakkan ke sasaran puri Badung, Pemecutan dan Kesiman Namun laskar Badung yang datang dari Bengkel, Kelandis menuju Kepisah bergabung di Tanjung Bungkak, laskar Kesiman yang terdiri 500 prajurit  yang dipimpin oleh I Gusti Gede Ngurah Kesiman bergerak ke  selatan menyerbu benteng Belanda. Terjadilah pertemouran hebat di seluruh desa Sanur pada tanggal 15 September 1906. Kedua belah pihak banyak jatuh korban , laskar Badung tercatat 33 orang gugur dan 12 orang luka-luka,Pihak Belanda banyak yang juga meninggal dan luka-luka. Menjelang malam pertempuran berhenti dan rakyat Renon, Sanur dan Kesiman memasang penghalang di jalan untuk mempersulit gerak pasukan Belanda.
Roman ini dibingkai dengan warna percintaan diantara para remaja yang akan berangkat perang, anak yang meninggalkan orang tuanya, ayah yang meninggalkan istri dan anaknya demi bakti pada bumi Badung membela kehormatan kerajaan Badung, Novel ini diakhiri penyerbuan tiga puluh askar Kesiman ke benteng pertahanan Belanda di pantai Sanur .
(Nyoman Manda)























Nyoman Manda Tulis Enam Novel Sejarah
Jodhi Yudono | Jodhi Yudono | Rabu, 2 Februari 2011 | 15:16 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com--Nyoman Manda (73), sastrawan Bali kelahiran Gianyar, selama tahun 2010 tercatat menulis enam novel sejarah yang tiga di antaranya mengenai Perang Puputan Badung yang terjadi 23 September 1906, atau 105 tahun yang silam.
"Trilogi Puputan Badung yang ditulis Manda, menceriterakan perang habis-habisan antara rakyat yang dipimpin rajanya melawan penjajah Belanda," kata Dr I Nyoman Darma Putra, dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, trilogi novel tersebut terdiri atas "Biyar Biyur ring Pesisi Sanur" (Ribut-ribut di Pantai Sanur), "Kulkul Bulus" (Kentongan Bertalu-talu), dan "Tyaga Wani Mati" (Siaga berani mati).
Tiga novel sejarah karya Nyoman Manda lainnya, menurut Darma Putra mengangkat tema berbeda-beda. "Novel Gending Pengalu" (Nyanyian Pedagang Keliling) berkisah tentang berdirinya kerajaan Gianyar, Bali Timur pada abad ke-18.
Demikian pula novel "Suara Saking Batukaru" (Suara dari Desa Batukaru) merupakan kisah sejarah pertempuran rakyat Batukaru di Kabupaten Tabanan yang terjadi tahun 1946, dan novel terakhir "Gusti Ayu Kedangan" (Gusti Ayu Kedangan), mengisahkan ekspedisi Gajah Mada ke Bali, dilukiskan terjadi abad ke-14.
Sama dengan trilogi novel Puputan Badung, novel-novel sejarah itupun bertujuan memperkenalkan sejarah lewat karya sastra. Di tengah minim, sulit diperoleh, atau keringnya buku-buku sejarah, kehadiran novel-novel sejarah Nyoman Manda bisa menjadi jendela alternatif bagi masyarakat Bali untuk menyimak aneka babakan sejarah Bali dari era pra-kolonial, kolonial, dan pascakolonial.









Hasil karya sastra Nyoman Manda
Tahun 2013

Tahun 2013 ini Nyoman Manda menulis hasil karya sastra berupa terjemahan dan drama .
            Penulisan naskah drama ini adalah apreseasi pengarang pada drama sebab selama masa hidupnya di kota kelahirannya di Gianyar pernah memimpin dua Teater seni yaitu Teater Malini (khusus anggauta dan pemainnya dari SMA Negeri I Gianyar dimana ia mengabdikan dirinya sebagai guru dan Kepala Sekolah).
            Yang kedua adalah Teater Purnama adalah sanggar seni yang para pemainnya berasal dari seniman kota Gianyar yang terbanyak dari sekeha drama Gong Abianbase Gianyar-A.A.Raka payadnya dkk).
            Kedua Teater ini selama awal berdirinya TV RI Sta Denpasar,awal tahun 1970 boleh dikatakan setiap minggu mengisi acara siaran berupa pementasan drama hingga akhir tahun 1980,
            Nyoman Manda juga selalu memimpin apresiasi sastra di Pondok Tebawutu Gianyar bersama penyair Umbu Landu Peranggi.
            Kegiatan ini mendorong Nyoman Manda menulis naskah-naskah drama seperti dibawah ini semoga ada gunanya untuk para pencinta sastra di kawasan Bali ini.









1.Judul buku                 :  Mabela pati(drama)
2.Tebal                         :  58 halaman
3  Pengarang                :  Nyoman Manda
4.Hasil karya                 :  ke 75
     5.Penerbit                      :  Pondok Tebawutu
6.Tahun                         :  2013

                 Buku drama setebal 58 halaman ini dan hasil karya ke 75 adalah kisah perjuangan Pemuda Republik Indonesia utamanya di daerah Gianyar yang bersumber dari ceritra di buku,,Patah Tumbuh hialang berganti” ceritra riwayat hidup perjuangan para pemuda RI tahun 1945/46 yang ditulis oleh pengarang Made Sanggra terbitan kantor Veteran Gianyar,
                 Disamping itu juga pengarang mendapat ceritra dari pejuang RI tahun itu yang masih hidup dan sedikit pengalaman kecil di kota Gianyar dimana pengarang menyaksikan sendiri bagaimana kekejaman Jepang dan Belanda utamanya Nica dengan antek-anteknya yang orang pribumi menghasut dan memfitnah serta menghancurkan para pemuda RI yang berjuang menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
                 Ceritra para pemuda yang tergabung dalam PRI (Pemuda Republiki Indonesia) yang gigih berjuang melawan Belanda dan antek-anteknya orang pribumi Indonesia dan sangat menyedihlkan ada pemuda yang ditangkap diarak berkeliling kota dianggap sebagai pengkianat menipu warga dan menyengsarakan rakyat akhirnya dihukum mati dengan ditembak di kuburan Sukawati.Nama pejuang itu sampai sekarang diagungkan sebagai pahlawan dan namanya menjadi nama setadion sepakbola DIPTA stadion besar sepakbola di Bali.
                 Perjuangan mereka yang telah mengorbankan raga dan nyawanya kini tetap harum semerbak mengharumkan nama bangsa sebagai pejuang yang gigih melawan penjajah menegakkan kemerdekaan bangsa.
                 Semoga ceritra drama ini menjadi sebuah kenangan yang berarti untuk generasi bangsa ini.
















Judul buku    :  Kuuk(drama)
Tebal              :  91 halaman
Pengarang     : Nyoman Manda
Hasil karya     :  76
Penerbit          : Pondok Tebawutu
Tahun             :  2013




Drama sebabak dengan dekor balai banjar/desa dimana ada ada balai-balai(pelangkan tempat orang duduk atau bermain ceki,domino),dan di pelataran ada dua dagang kacang.
            Ceritra ini adalah  sebagai sindiran,protes, atau ceritra mungpung apa saja yang dibingkai dengan percintaan dan dihalusi dengan ceritra mistik (leak) yang pada intinya memaparkan/mendebatkan tentang kebenaran, tentang watak manusia yang pamrih,tentang pejabat yang hanya suaranya membela rakyat tapi kenyataannya hanya memperkaya diri sendiri.
             Dialog pingpong yang kritis dimana watak manusia iri dan benci mewarnai sebagian dari kehidupan, kalau ada orang agak maju sedikit usahanya sudah diomongin tapi kalau ada pejabat yang korup begitu banyak, orang tak berani ngomong,dialog pelaku-pelaku ini selalu ditutup dengan ucapan Kuuuk suatu ucapan sindiran cemooh, kepada orang yang berprilaku hanya omong saja tapi tidak ada apa-apanya
            Dialog-dialog sindiran,kritik, ancaman atau omong seenaknya yang merangkum kisah manusia di bumi ini dan gaung Kuuuk akan menggema jika mereka tidak cocok atau ingin mencemohkan.
            Ceritra ini ditutup tantangan orang sakit-sakitan yang mengancam semua manusia kotor,manusia yang bertingkah munafik bahwa karma pala akan mengakhiri segalanya sebab kebenaran yang sejati akan abadi dan manusia laknat hanya akan neraka jadi akhir hidupnya dan gaung Kuuuk mengakhiri lakon drama ini, akhirnya terserah pada penikmat menilainya.




1 Judul buku     :  Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal             :  50 halaman
3  Pengarang    :  Nyoman Manda
4  Hasil karya    :   ke 80
5 Penerbit         :  Pondok Tebawutu
6 Tahun            :  2013




Buku ini berisi terjemahan ceritra pendek pengarang Indonesia seperti Idrus : Corat-coret revolusi, Kota Harmoni yang menjadi judul buku sastra terjemahan  ini, Darah Laut karya H.B.Yassin,Tidak ada jalan lain karya Y.B.Mangunwijaya,Pawai Dibawah Bulan karya S.M. Ardan.
            Dalam perkembangan sastra perlu adanya sastra terjemahan,sebagai suatu pembanding bagi perkembangan sastra dimana buku sastra itu diterjemahkan.Dengan menterjemahkan karya sastra Idrus-Corat-coret Revolusi,Kota Harmoni pertama akan menambah khasanah karya sastra daerah Bali, sebagai suatu usaha pengembangan kemajuan penulisan sastra, disamping bagi pengaranganya sendiri akan mendapat suatu study banding cara penulisan sastra.sebab bahasa sastra terjemahan yang menggunakan bahasa lain dari bahasa asli pengarangnya sedikit tidaknya akan memberikan suatu tantangan suatu usaha bagaimana mentransfer isi dan bentuk sastra itu kedalam Bahasa Bali. Walaupun warna lokal berbeda tapi perwujudan dan isi karangan itu dapat memberikan suatu gambaran atau suatu informasi isi kepada penikmat sastra yang menggunakan bahasa lain dari hasil karya sastra aslinya, karya Idrus jaman revolusi sedikit tidaknya pengarang sastra terjemahan itu mampu memberikan gambaran bagaimana isi dan suasana dari sumber sastra yang diterjemahkan.
            Usaha-usaha ini yang dilakukan pengarang sastra terjemahn ini dengan harapan semoga pembaca sastra daerah Bahasa Bali dapat meniklmati kehebatan Idrus, H.B. Yassin, Y.B Mangunwijaya dan S.M. Ardan.
            Semoga dapat sedikit berguna adanya.



1.Judul buku    :  Jepun putih akatih(drama)
 2.Tebal            :  59 halaman
 3.Pengarang   :  Nyoman Manda
4. Hasil karya   :  ke 78
5.Penerbit         :  Pondok Tebawutu
6  Tahun            :  2013





Dasar pemikiran pengarang (Nyoman Manda) menulis drama Jepun putih akatih adalah terobsesi oleh pengalaman sebagai guide frre lance selama era tahun tujuh puluhan dimana kehidupan pariwisata, yang berkaitan dengan perkembangan seni dimana para pelaku wisata menjual barang souvenir kepada wisatawan yang banyak mengunjungi Bali(dalam ceritra Goa Gajah) dimana ceritra ini berawal dan berakhir. Tenaya pemuda Bali yang lama bermukim di Medan bertemu dengan Putu Sani tgadis penjaga kios seni di Goa gajah. Tenaya datang ke Bali untuk mencari asal kelahiran ibunya yang diceritrakan oleh ayahnya yang hidup bermurung sampai akhir hayatnya.Ceritra bergulir dalam romantik yang sederhana dengan menyelipkan beberapa topik, suatu pihak yang sangat menghargai hasil karya seninya (Wayan Sangging), dan pihak yang menjajakan seni demi kehidupan dalam gelimang dunia pariwisata yang melanda Bali.Ibu tiri yang kejam(Sukeni),dimana menonjolkan konflik kepribadian yang merupakan alur ceritra dan akhirnya awan gelap yang menyelimuti pencarian Tenaya untuk mendapatkan asal daerah kelahiran ibunya dekat daerah wisata Ubud akhirnya ia dapat mengetahui bahwa ibunya berasal dari desa dekat Goa Gajah(Bedahulu) dan ia seorang keluarga puri.
Semua misteri terkuak dan gejolak cinta Tenaya dengan Putu Sani bersemi dalam kemesraan.Tenaya pulang ke puri menggapai hidup balik ke Bali di desa wisata Goa Gajah.




1 Judul buku     :  Mulih (drama)
2 Tebal             :   66 halaman
3  Pengarang    :  Nyoman Manda
4  Hasil karya    :   ke 80
5 Penerbit         :  Pondok Tebawutu
6 Tahun            :  2013




Ceritra ini hanya sebuah imajinasi yang improvisasinya semua diserahkan kepada sutradara dan pemainnya karena kepekaan dialog bersumber pada keinginan-keinginan yang terpendam pada para pelaku dimana semua tekanan kepentingan menghantui semua para pelaku sehingga tokoh-tokohnya pada risih dengan tujuan kehidupan yang mewarnai dunia ini.Kembalinya seorang yang lama menghilang karena ingin merubah kehidupan yang mencengkam  dan ingin dilontarkan dengan sebuah kejutan yang menjadi ending lakon drama ini sehingga mampu dinikmati.



















1 Judul buku     :  Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal             :  50 halaman
3  Pengarang    :  Nyoman Manda
4  Hasil karya    :   ke 80
5 Penerbit         :  Pondok Tebawutu
6 Tahun            :  2013


                 
Buku drama ini ditulis ketika mendapat inspirasi sebagai pembaca naskah-naskah sastra Jawa kuno yang menajdi bacaan di grup pesantian di Bali.
                  Empu Sedah yang dipesraman Resi Panunggal dan menjalin kasih dengan Lenggang Kencana, akhirnya brantakan karena Lenggang Kencana disunting Raja Jayabaya. Raja yang terkenal ini akhirnya ingin mewariskan seni sastra Mahabrata dan menugaskan Empu Sedah menterjemahkannya dari bahasa Sansekerta ke Bahasa Jawa kuno.
                  Empu Sedah karena titah Jayabaya tidak bisa menolak dan akhirnya datang ke istana kerajaan untuk menterjemahkan epos Mahaberata yang terkenal penuh dengan tatanan hidup dan filsafat yang tinggi untuk diwariskan kepada generasi bangsa Indonesia ini.
                  Keseharian Empu Sedah berada di istana kerajaan mengemban tugas mulia ini menambah luka hatinya karena setiap hari bertemu dengan Lenggang Kencana kekasih yang telah dirampas oleh Raja Jayabaya.Cinta tumbuh membara dalam keterbatasan sehingga pada saat ia akan melukiskan kesetian Putri Setiawati ia menemui hambatan dan hanya Lenggang Kencana yang bisa memberinya kekuatan untuk itu. Namun keseharian mereka bertemu menyebabkan cinta lama tumbuh kembali sehingga suatu saat diketahui raja yang memutuskan akan menghukum mati mereka di alun-alun kerajaan tapi akhirnya mereka berdua memilih mati bersama demi keagungan cinta mereka.Inilah sebuah kisah cinta pengarang yang memilih mati bersama kekasihnya dan Raja Jayabaya yang baru sadar akan kesalahannya karena telah merampas keindahan cinta mereka lalu menitahkan Empu Panuluh untuk melanjutkan penterjemahan Mahaberata ini sehingga dapat kita wariskan sampai sekarang ini.

























cover penggak.jpg
1 Judul buku    :  Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal           :  52 halaman
3  Pengarang   :  Nyoman Manda
4  Hasil karya   :   ke 81
5 Penerbit        :  Pondok Tebawutu
6 Tahun           :  2013


Drama yang tebalnya 52 halaman ini merupakan hasil karya Nyoman yang ke 81 tahun 2013. Berawal dari pengalamannya memimpin dua teater di Gianyar yaitu Teater Malini dan Teater Purnama yang sering mentas di Sta TV RI Denpasar sehingga banyak naskah yang ditulisnya dan dari naskah –naskah itua da yang dikembangakan sehingga bisa dipentaskan pada pentas drama panggung.


1 Judul buku    :  Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal           :  52 halaman
3  Pengarang   :  Nyoman Manda
4  Hasil karya   :   ke 81
5 Penerbit        :  Pondok Tebawutu
6 Tahun           :  2013























1 Judul buku    :  Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal           :  52 halaman
3  Pengarang   :  Nyoman Manda
4  Hasil karya   :   ke 81
5 Penerbit        :  Pondok Tebawutu
6 Tahun           :  2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar