1.
Judulbuku
: Ngabih Kasih ring pasisi Lebih
Pengarang :
Nyoman Manda
Tebal buku : 108
halaman
Penerbit :
Pondok Tebawutu Gianyar
Tahun :
2008 (januari )
Novel ini adalah novel kisah remaja
sekolahan yang mengangkat ceritra liku-liku pergaulan anak SMA baik di sekolah
maupun diluar sekolah. Di sebuah sekolah SMA Lodtungkang kegiatan anak-anak SMA
yang berpacu untuk mendapat tempat di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kegiatan belajar di sekolah ini diselingi
juga dengan kegiatan ekstrakurikuler (drama,olahraga) Ada kelompok yang serius belajar (Putu Arini,
Wayan Landra cs) dan ada kelompok yang hura-hura (Gung Wirati, Karsa cs).
Kelompok ini terus bersaing disegala bidang dan malah sering dengan
pertengkaran, karena masalah cinta remaja. Gung Wirati dulu pacaran dengan
Wayan Landra tapi karena ulah Gung Wirati yang sombong Wayan Landra akhirnya
pacaran dengan Putu Arini. Kelompok Arini sangat giat belajar dan akhirnya
kelompok ini berhasil sukses sehingga banyak yang dapat melanjutkan sekolah ke
fakultas Kedokteran.
Dalam novel ini diselipkan
diskusi/pengertian tentang ngaben sampai ngroras/ngasti dan ngelinggihang Dewa
Hyang.Diharapkan walaupun remaja kita sekarang berpacu menuntut ilmu namun
pengetahuan tentang agama dan pelaksanaan adat di desa pakramannya jangan
sampai dilewatkan begitu saja.
2.
Judul
buku : Nembang girang di bukit gersang
Pengarrang :
Nyoman Manda
Tebal
buku : 62 halaman
Penerbit : Pondok Tebawutu Br Teges Gianyar
Tahun ; 2008 (juli)
Drama
ini mengisahkan tentang generasi muda di Bali/Indonesia ( Luh Nerti dan Iwan)
yang giat dan bertekad mengabdi membangun desa. Generasi muda Indonesia yang hanya mengejar menjadi pegawai
saja hendaknya juga mempunyai jiwa kembali ke desa membangun bumi Indonesia
ini dengan segala pengabdiannya.
Iwan
seorang sarjana tenaga sukarela yang ditempatkan di desa terpencil dan gersang.
Disini ia bertemu dengan Luh Nerti anak kepala desa. Luh Nerti yang seorang
guru SD saling mencintai. Iwan ingin mengubah desa yang gersang itu dengan
membuat dam yang oleh penduduk tidak mungkin karena sungai itu sudah dikutuk
oleh dewata tidak bisa dipakai untuk mengairi dawah. Namun Iwan bertekad
dibantu oleh kekasihnya. Proporsalnya disetujui Pemda dan segera dibangun
sebuah Dam sehingga air sungai bisa
digunakan mengairi ladang penduduk yang mulanya gersang .Akhirnya Iwan
kawin denga gadis anak kepala desa itu dan
tinggal
di tanah ladang mertuanya.
3
Judul
buku : Sawang-sawang
gamang
Tebal : 124 halaman
Persembahan :
Pondok Tebawutu
Tahun : 2008
Novel
ini mengisahkan seorang anggauta LSM Peduli
Bali (Madé Ada) yang sangat
aktif membela keberadaan alam, budaya, sosial kehidupan Bali.
Sebagai seorang sarjana ia melihat celah-celah mengembangkan alam ,kehidupan
sosial budaya Bali namun tantangan pengrusakan alam dan budaya makin menghunjam
kehidupan alam Bali yang sangat dicintainya.
Membentengi kehidupan Bali sudah terpojok
rasanya karena semuanya bisa diatur dan dibeli, sehingga keadilan dan
kesejahtraan sangat jauh dirasakannya.
Perjuangannya yang sangat gigih
dengan teman-temannya baik lewat cara akademis maupun fisik menentang segala
macam pengrusakan budaya Bali namun
perjuangannya mengalami tantangan yang sangat menyakitkan hatinya karena
semuanya bisa diatur, keputusan bisa dibeli lewat sogok, korupsi KKN.dan
sebagainya
Keputusasaannya
yang emosional sehingga ia memilih jalan pintas penuh pengorbanan sampai
meninggalkan orang yang sangat dikasihinya (Nyoman Rasini dan kedua orang tuanya).Ia besumpah setia
dengan tanda tangan darah berjuang bersama para gamang ( dunia manusia tidak nyata namun bisa berbuat seperti manusia).Ia
bergabung dengan mereka lewat suatu aksi sensasional gaib. Ia terjatuh ke
jurang yang dalam di désanya dan ini awal dari kisah novel ini transformasi
hidupnya yang terjadi selama 24 jam.
Ia
memilih bergabung ke dunia gamang akan melawan kezaliman, korupsi kerakusan
para pengrusak alam kehidupan Bali tanpa
kecuali. Ia bertekad akan melawan dan menghancurkan mereka yang telah merusak
alam budaya Bali melalui cara pegamangan ( perlawanan yang tidak
bisa dilihat oleh kasat mata).
Kisah yang dijalin dalam kurun waktu
24 jam ini mengisahkan perlawanan seorang tokoh dengan taktik cara
wong gamang. Sebab dalam dunia gamang tidak ada KKN, tidak ada kebijakan
pejabat yang menguntungkan dirinya sendiri, tidak ada korupsi dan tidak ada
perbuatan semena-mena, tidak ada penegak hukum yang bisa disuap. Dari alam
gamang ini ia mengadakan perlawanan total untuk keajegan Bali ini, akan
menghancurkan manusia Bali yang menjual alamnya untuk kepentingannya sendiri
seperti pendirian villa dekat tempat peribadatan, di jalur hijau seperti tebing
dan pantai, pengrusakan hutan, dekradasi budaya dan moral pemimpin yang ngobral
janji untuk kepentingan golongan dan dirinya. Pokoknya ia akan menghancurkan
mereka yang merusak kehidupan sosial budaya Bali
dari dunia gamang (Nyoman Manda)
Judul
buku : Saput poléng
Tebal : 72 halaman
Pengarang : Nyoman Manda
Persembahan :
Pondok Tebawutu
Br Teges Gianyar
Tahun :
Oktober 2008
Drama satu babak yang terdiri dari 11 adegan ini
(undagan) mengisahkan tentang pasukan Majapahit dibawah pimpinan Patih Gajah
Mada menyerbu Bali dalam usahanya menyatukan
bumi Nusantara ini dibawah kekuasaan Majapahit. Tapi kerajaan Bali(Bedahulu)
dibawah kekuasaan Sri Asura Ratna Bumi Banten tidak mau takluk sehingga terjadi
peperangan hebat .Tipu dan siasat Gajah Mada dapat menaklukan Bali yang dikawal
oleh kesatria perwira seperti Ki Pasung Grigis, Kebo Iwo, Ki Tambyak, Ki Tunjung
Biru sehingga Bali dapat ditaklukan dan raja Bali tewas membela kerajaannya.
Dalam usahanya menaklukan Bali Patih Gajah Mada jatuh cinta dengan seorang gadis (Gusti Ayu
Kedangan dari Tengkulak Blahbatuh) yang dikawinya sehingga mengandung dan
mempunyai seorang anak laki-laki. Tapi
patih Gajah Mada masih sibuk berperang menaklukan kerajaan di Nusantara
ini sesuai degan sumpahnya sehingga ia tidak dapat mengajak istrnya langsung ke
Mjapaphit dan berpesan supaya anaknya nanti setelah keadaan memungkinkan supaya
mencari ia ke Majapahit dengan memakai saput poleng(hitam dan putih) sebagai
jati dirinya menyatukan semua yang berbeda menjadi suatu kesatuan yang harmonis
dibawah naungan Majapahit.
Akhirnya
ketika keadaan sudah aman anaknya yang diberi nama Arya Bebed(mengikat jadi
satu) datang ke Majaphit mencari
ayahnya sesuai dengan janjinya. (Nyoman Manda)
Tahun 2010 Nyoman Manda menulis enam novcel sejarah
seperti dibawah ini
Judul buku
: Gending Pengalu
Tebal : 118 halaman
Pengarang : Nyoman Manda
Persembahan :
Pondok Tebawutu Br Teges Gianyar
Tahun :
Oktober 2010
Novela
-novel
alit setebal 118 halaman ini karya Nyoman Manda menceritrakan tentang sejarah
berdirinya kerajaan Gianyar pada hari Jumat Wagé wuku Krulut sasih Ka dasa
warsa 1771, ( 19 April 1771) yang
sekarang menjadi hari jadi kota Gianyar dan diperingati setiap tahun
Novel
ini berdasarkan atas Sejarah berdirinya kerajaan Gianyar (bersumber pada babad
Manggis).
Ceritra
ini berawal ketika Déwa Manggis Kuning pada abad ke 17 mulai membangun tempat
tinggal pedukuhan Bengkel (sekarang desa Beng Gianyar). Novel ini tidak secara
total menceritrakan tentang kerajaan Gianyar(hanya dinarasikan) dan pembuatan
keraton Gianyar yang sekarang masih utuh diceritrakan dengan terperinci sesuai
dengan keadaan sebenarnya.
Inti
ceritra lebih berfokus tentang kisah cinta teruna Pedukuhan Bengkel dengan
gadis Bengkel . Novel Gending pengalu ditulis dengan gaya
sinetron pelakunya banyak dengan menarasikan Babad Gianyar sebagai hari
lahirnya kota Gianyar (saat kerajaan Gianyar
mulai menempati istana/ibu kota
kerajaan Geria- Anyar….Gianyar pada
hari
Sukra Wagé wuku Krulut sasih kadasa warsa 1771
pada tanggal 19 April 1771 Masehi
Judul buku :Gusti Ayu Kedangan
Tebal : 122 halaman
Pengarang : Nyoman Manda
Persembahan Pondok Tebawutu Br Teges
Tahun : Oktober 2010
Gusti Ayu Kedangan
Novela
(novel alit) setebal 122 halaman karya Nyoman Manda ini yang mengisahkan
ekspedisi Patih Gajah Mada ke Bali tahun 1343 Masehi, akan menaklukan kerajaan
Bali yang diperintah oleh Raja Asta
Sura Ratna Bumi Banten yang juga
bergelar Sri Tapolung bersikukuh tidak mau tunduk pada kerajaan Majapahit
Raja
dan mapatihnya seperti Pasung Grigis, Kebo Iwo, Ki Tunjung Biru, Ki Tambyak Ki
Kalung Singkal memilih bertempur habis-habisan. Akhirnya Bali dapat dikalahkan.
Setelah
Bali dapat ditaklukkan lalu Patih Gajah Mada menempatkan Dalem Ketut Sri Kresna
Kepakisan memrintah Bali yang berpusat di Samprangan dibantu olih senapati Arya
Wang Bang,Kuthawaringin, Arya Belog, Arya Kenceng, Arya Dalancang,Arya
Tumenggung, Arya Kenuruhan dan tiga orang Weisya Majapahit Tan Kober,Tan
Mundur,dan Tan Kaur
Selama
ekspedisi Gajah Mada ke Bali ia bertemu dengan seorang gadis Bali yang bernama
Gusti Ayu Kedangan lalu mengawininya dan mempunyai seorang anak bernama Arya
Bebed yang kemudian mencari ayahnya ke Jawa sesuai dengan pesan
ayahnya.Keturunan Arya Bebed ini juga berperan dalam pemrintahan di Bali pada
masa keemasan Majapahit.
Judul buku :Suara saking Batukaru
Tebal : 138 halaman
Pengarang : Nyoman Manda
Persembahan :
Pondok Tebawutu Br Teges Gianyar
Tahun :
Oktober 2010
Buku novela(novel alit)
setebal 134 halaman ini karya Nyoman Manda
ini merupakan kisah kehidupan nyata seorang anak banjar Ubung Penebel
Tabanan namanya I Nyoman Mando. Dikisahkan kehidupan masa kecilnya yang banyak
berkutat di sawah membantu orang tuanya dan membantu ibunya di rumah mengemban
adiknya yang masih kecil. Semenjak umur delapan tahun Nyoman Mando sudah aktif
membantu ayahnya bekerja di sawah dari menyabit rumput mengembalakan sapinya,
memandikan sapinya, mencari kayu api dsbnya.
Kemuidan diceritrakan
pergaulannya dengan teman sebayanya di Br Ubung, nginap bersama.
Kemudian diceritrakan
kehiduapan di sekolah SR I Penebel pada masa pendudukan Jepang yang kejam
Akhirnya diceritrakan
bagaiamana sekolahnya terhenti setelah Jepang kalah dan daerah Tabanan terlibat revolusi pisik melawan Belanda.
bagaimana Nyoman Mando dan kawan-kawnnya ikut berjuang membantu pemuda desanya melawan Belanda sampai akhirya mereka
memilih nyingkir ke sawah dan hutan Batukaru dalam mengibarkan semangat
perjuangan revolusi melawan Nica
Judul
buku :Biyar biyur ring pasisi Sanur
Tebal : 126 halaman
Pengarang : Nyoman Manda
Persembahan :
Pondok Tebawutu Br Teges Gianyar
Tahun : Oktober 2010
Novela
(novel alit) setebal 126 halaman ini karya Nyoman Manda yang merupakan bagian
pertama dari trilogi novela tentang perang puputan Badung. Novel ini
diawali dengan terdamparnya skunar berbendera Belanda Sri Komala yang
mengangkut barang-barang milik Kwee Tek Tjiang pada tanggal 27 Mei 1904 Ulah
Kwee Tek Tjiang yang mengada-ada malah memfitnah barangnya telah dicuri
rakyat berupa 2300 ringgit 2300 uang
kepeng. Laporan palsu ini tidak
dipercayai raja Badung dan akhirnya ia melapor kepada Residen Belanda di Badung
Tuan J Eshbach. Fitnah Kwee Tek Tjiang mengena karena Gubernur Jendral Belanda
berkeinginan menguasai Bali dan raja Badung
didenda 3000 ringgit. Raja Badung tidak mau dan bersikukuh tidak mau membayar
denda sehingga Gubernur Jendral di Batavia ( Van Hent) mengultimatun raja Badung dan Tabanan sampai
batas waktu hingga
1
September 1904) raja Badung I Gusti Ngurah Denpasar bersikukuh nindihin gumi
lan swadharmaning Negara. Kisah puputan berawal di pantai Sanur ini dibingkai dengan
kisah cinta salah seorang prajurit Sanur( I Wayan Sadia dan kekasihnya Luh
Rénji) yang setia membela raja dan bumi Badung sampai titik darah penghabisan.(Nyoman Manda)
Judul
buku :Kukul bulus
Tebal : 126 halaman
Pengarang : Nyoman Manda
Persembahan :
Pondok Teba Br Teges Gianyar
Tahun : Oktober 2010
Raja Badung tetap kukuh pada
pendiriannya. Beliau tidak mau membayar denda dan menolak ultimatum dalam waktu
2x 24 jam harus menyerah pada Belanda sehingga pasukan Belanda mendarat di
pantai Sanur pada tanggal 14 September 1906.,Meriam mulai ditembakkan ke sasaran
puri Badung, Pemecutan dan Kesiman Namun laskar Badung yang datang dari
Bengkel, Kelandis menuju Kepisah bergabung di Tanjung Bungkak, laskar Kesiman
yang terdiri 500 prajurit yang dipimpin
oleh I Gusti Gede Ngurah Kesiman bergerak ke selatan menyerbu benteng Belanda. Terjadilah pertemouran
hebat di seluruh desa Sanur pada tanggal 15 September 1906. Kedua belah pihak
banyak jatuh korban , laskar Badung tercatat 33 orang gugur dan 12 orang
luka-luka,Pihak Belanda banyak yang juga meninggal dan luka-luka. Menjelang
malam pertempuran berhenti dan rakyat Renon, Sanur dan Kesiman memasang penghalang
di jalan untuk mempersulit gerak pasukan Belanda.
Roman
ini dibingkai dengan warna percintaan diantara para remaja yang akan berangkat
perang, anak yang meninggalkan orang tuanya, ayah yang meninggalkan istri dan
anaknya demi bakti pada bumi Badung membela kehormatan kerajaan Badung, Novel
ini diakhiri penyerbuan tiga puluh askar Kesiman ke benteng pertahanan Belanda
di pantai Sanur .
(Nyoman
Manda)
Nyoman Manda Tulis Enam Novel Sejarah
Jodhi Yudono | Jodhi Yudono | Rabu, 2 Februari 2011 | 15:16
WIB
DENPASAR,
KOMPAS.com--Nyoman Manda (73), sastrawan Bali kelahiran Gianyar, selama
tahun 2010 tercatat menulis enam novel sejarah yang tiga di antaranya mengenai
Perang Puputan Badung yang terjadi 23 September 1906, atau 105 tahun yang
silam.
"Trilogi
Puputan Badung yang ditulis Manda, menceriterakan perang habis-habisan antara
rakyat yang dipimpin rajanya melawan penjajah Belanda," kata Dr I Nyoman
Darma Putra, dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana
di Denpasar, Rabu.
Ia
mengatakan, trilogi novel tersebut terdiri atas "Biyar Biyur ring Pesisi
Sanur" (Ribut-ribut di Pantai Sanur), "Kulkul Bulus" (Kentongan
Bertalu-talu), dan "Tyaga Wani Mati" (Siaga berani mati).
Tiga
novel sejarah karya Nyoman Manda lainnya, menurut Darma Putra mengangkat tema
berbeda-beda. "Novel Gending Pengalu" (Nyanyian Pedagang Keliling)
berkisah tentang berdirinya kerajaan Gianyar, Bali Timur pada abad ke-18.
Demikian
pula novel "Suara Saking Batukaru" (Suara dari Desa Batukaru)
merupakan kisah sejarah pertempuran rakyat Batukaru di Kabupaten Tabanan yang
terjadi tahun 1946, dan novel terakhir "Gusti Ayu Kedangan" (Gusti
Ayu Kedangan), mengisahkan ekspedisi Gajah Mada ke Bali, dilukiskan terjadi
abad ke-14.
Sama
dengan trilogi novel Puputan Badung, novel-novel sejarah itupun bertujuan
memperkenalkan sejarah lewat karya sastra. Di tengah minim, sulit diperoleh,
atau keringnya buku-buku sejarah, kehadiran novel-novel sejarah Nyoman Manda
bisa menjadi jendela alternatif bagi masyarakat Bali untuk menyimak aneka
babakan sejarah Bali dari era pra-kolonial, kolonial, dan pascakolonial.
Hasil
karya sastra Nyoman Manda
Tahun
2013
Tahun
2013 ini Nyoman Manda menulis hasil karya sastra berupa terjemahan dan drama .
Penulisan naskah drama ini adalah
apreseasi pengarang pada drama sebab selama masa hidupnya di kota kelahirannya
di Gianyar pernah memimpin dua Teater seni yaitu Teater Malini (khusus anggauta
dan pemainnya dari SMA Negeri I Gianyar dimana ia mengabdikan dirinya sebagai
guru dan Kepala Sekolah).
Yang kedua adalah Teater Purnama
adalah sanggar seni yang para pemainnya berasal dari seniman kota Gianyar yang
terbanyak dari sekeha drama Gong Abianbase Gianyar-A.A.Raka payadnya dkk).
Kedua Teater ini selama awal
berdirinya TV RI Sta Denpasar,awal tahun 1970 boleh dikatakan setiap minggu
mengisi acara siaran berupa pementasan drama hingga akhir tahun 1980,
Nyoman Manda juga selalu memimpin
apresiasi sastra di Pondok Tebawutu Gianyar bersama penyair Umbu Landu
Peranggi.
Kegiatan ini mendorong Nyoman Manda
menulis naskah-naskah drama seperti dibawah ini semoga ada gunanya untuk para
pencinta sastra di kawasan Bali ini.
1.Judul
buku : Mabela pati(drama)
2.Tebal : 58 halaman
3 Pengarang : Nyoman Manda
4.Hasil
karya : ke 75
5.Penerbit : Pondok Tebawutu
6.Tahun
: 2013
Buku
drama setebal 58 halaman ini dan hasil karya ke 75 adalah kisah perjuangan
Pemuda Republik Indonesia utamanya di daerah Gianyar yang bersumber dari
ceritra di buku,,Patah Tumbuh hialang berganti” ceritra riwayat hidup perjuangan
para pemuda RI tahun 1945/46 yang ditulis oleh pengarang Made Sanggra terbitan
kantor Veteran Gianyar,
Disamping
itu juga pengarang mendapat ceritra dari pejuang RI tahun itu yang masih hidup
dan sedikit pengalaman kecil di kota Gianyar dimana pengarang menyaksikan
sendiri bagaimana kekejaman Jepang dan Belanda utamanya Nica dengan
antek-anteknya yang orang pribumi menghasut dan memfitnah serta menghancurkan
para pemuda RI yang berjuang menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia.
Ceritra
para pemuda yang tergabung dalam PRI (Pemuda Republiki Indonesia) yang gigih
berjuang melawan Belanda dan antek-anteknya orang pribumi Indonesia dan sangat
menyedihlkan ada pemuda yang ditangkap diarak berkeliling kota dianggap sebagai
pengkianat menipu warga dan menyengsarakan rakyat akhirnya dihukum mati dengan
ditembak di kuburan Sukawati.Nama pejuang itu sampai sekarang diagungkan
sebagai pahlawan dan namanya menjadi nama setadion sepakbola DIPTA stadion
besar sepakbola di Bali.
Perjuangan
mereka yang telah mengorbankan raga dan nyawanya kini tetap harum semerbak
mengharumkan nama bangsa sebagai pejuang yang gigih melawan penjajah menegakkan
kemerdekaan bangsa.
Semoga
ceritra drama ini menjadi sebuah kenangan yang berarti untuk generasi bangsa ini.
Judul buku
: Kuuk(drama)
Tebal :
91 halaman
Pengarang : Nyoman Manda
Hasil
karya : 76
Penerbit : Pondok Tebawutu
Tahun :
2013
Drama sebabak dengan dekor balai
banjar/desa dimana ada ada balai-balai(pelangkan tempat orang duduk atau
bermain ceki,domino),dan di pelataran ada dua dagang kacang.
Ceritra
ini adalah sebagai sindiran,protes, atau
ceritra mungpung apa saja yang dibingkai dengan percintaan dan dihalusi dengan
ceritra mistik (leak) yang pada intinya memaparkan/mendebatkan tentang
kebenaran, tentang watak manusia yang pamrih,tentang pejabat yang hanya
suaranya membela rakyat tapi kenyataannya hanya memperkaya diri sendiri.
Dialog pingpong yang kritis dimana watak
manusia iri dan benci mewarnai sebagian dari kehidupan, kalau ada orang agak
maju sedikit usahanya sudah diomongin tapi kalau ada pejabat yang korup begitu
banyak, orang tak berani ngomong,dialog pelaku-pelaku ini selalu ditutup dengan
ucapan Kuuuk suatu ucapan sindiran
cemooh, kepada orang yang berprilaku hanya omong saja tapi tidak ada apa-apanya
Dialog-dialog sindiran,kritik, ancaman atau omong
seenaknya yang merangkum kisah manusia di bumi ini dan gaung Kuuuk akan
menggema jika mereka tidak cocok atau ingin mencemohkan.
Ceritra
ini ditutup tantangan orang sakit-sakitan yang mengancam semua manusia
kotor,manusia yang bertingkah munafik bahwa karma pala akan mengakhiri
segalanya sebab kebenaran yang sejati akan abadi dan manusia laknat hanya akan
neraka jadi akhir hidupnya dan gaung Kuuuk mengakhiri lakon drama ini, akhirnya
terserah pada penikmat menilainya.
1 Judul
buku : Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal :
50 halaman
3 Pengarang
: Nyoman Manda
4 Hasil karya
: ke 80
5 Penerbit : Pondok Tebawutu
6 Tahun :
2013
Buku ini berisi terjemahan ceritra
pendek pengarang Indonesia seperti Idrus : Corat-coret
revolusi, Kota Harmoni yang menjadi judul buku sastra terjemahan ini, Darah
Laut karya H.B.Yassin,Tidak ada jalan lain karya Y.B.Mangunwijaya,Pawai Dibawah
Bulan karya S.M. Ardan.
Dalam
perkembangan sastra perlu adanya sastra terjemahan,sebagai suatu pembanding
bagi perkembangan sastra dimana buku sastra itu diterjemahkan.Dengan
menterjemahkan karya sastra Idrus-Corat-coret Revolusi,Kota Harmoni pertama
akan menambah khasanah karya sastra daerah Bali, sebagai suatu usaha
pengembangan kemajuan penulisan sastra, disamping bagi pengaranganya sendiri
akan mendapat suatu study banding cara penulisan sastra.sebab bahasa sastra
terjemahan yang menggunakan bahasa lain dari bahasa asli pengarangnya sedikit
tidaknya akan memberikan suatu tantangan suatu usaha bagaimana mentransfer isi
dan bentuk sastra itu kedalam Bahasa Bali. Walaupun warna lokal berbeda tapi
perwujudan dan isi karangan itu dapat memberikan suatu gambaran atau suatu
informasi isi kepada penikmat sastra yang menggunakan bahasa lain dari hasil
karya sastra aslinya, karya Idrus jaman revolusi sedikit tidaknya pengarang
sastra terjemahan itu mampu memberikan gambaran bagaimana isi dan suasana dari
sumber sastra yang diterjemahkan.
Usaha-usaha
ini yang dilakukan pengarang sastra terjemahn ini dengan harapan semoga pembaca
sastra daerah Bahasa Bali dapat meniklmati kehebatan Idrus, H.B. Yassin, Y.B
Mangunwijaya dan S.M. Ardan.
Semoga
dapat sedikit berguna adanya.
1.Judul
buku :
Jepun putih akatih(drama)
2.Tebal :
59 halaman
3.Pengarang
: Nyoman Manda
4. Hasil
karya :
ke 78
5.Penerbit :
Pondok Tebawutu
6 Tahun :
2013
Dasar pemikiran pengarang (Nyoman
Manda) menulis drama Jepun putih akatih adalah terobsesi oleh pengalaman
sebagai guide frre lance selama era tahun tujuh puluhan dimana kehidupan
pariwisata, yang berkaitan dengan perkembangan seni dimana para pelaku wisata
menjual barang souvenir kepada wisatawan yang banyak mengunjungi Bali(dalam
ceritra Goa Gajah) dimana ceritra ini berawal dan berakhir. Tenaya pemuda Bali yang lama bermukim di
Medan bertemu dengan Putu Sani tgadis
penjaga kios seni di Goa gajah. Tenaya datang ke Bali untuk mencari asal
kelahiran ibunya yang diceritrakan oleh ayahnya yang hidup bermurung sampai
akhir hayatnya.Ceritra bergulir dalam romantik yang sederhana dengan
menyelipkan beberapa topik, suatu pihak yang sangat menghargai hasil karya
seninya (Wayan Sangging), dan pihak yang menjajakan seni demi kehidupan dalam
gelimang dunia pariwisata yang melanda Bali.Ibu tiri yang kejam(Sukeni),dimana
menonjolkan konflik kepribadian yang merupakan alur ceritra dan akhirnya awan
gelap yang menyelimuti pencarian Tenaya untuk mendapatkan asal daerah kelahiran
ibunya dekat daerah wisata Ubud akhirnya ia dapat mengetahui bahwa ibunya
berasal dari desa dekat Goa Gajah(Bedahulu) dan ia seorang keluarga puri.
Semua misteri terkuak dan gejolak
cinta Tenaya dengan Putu Sani bersemi dalam kemesraan.Tenaya pulang ke puri
menggapai hidup balik ke Bali di desa wisata Goa Gajah.
1 Judul
buku : Mulih (drama)
2 Tebal :
66 halaman
3 Pengarang
: Nyoman Manda
4 Hasil karya
: ke 80
5 Penerbit :
Pondok Tebawutu
6 Tahun :
2013
Ceritra
ini hanya sebuah imajinasi yang improvisasinya semua diserahkan kepada
sutradara dan pemainnya karena kepekaan dialog bersumber pada
keinginan-keinginan yang terpendam pada para pelaku dimana semua tekanan
kepentingan menghantui semua para pelaku sehingga tokoh-tokohnya pada risih
dengan tujuan kehidupan yang mewarnai dunia ini.Kembalinya seorang yang lama
menghilang karena ingin merubah kehidupan yang mencengkam dan ingin dilontarkan dengan sebuah kejutan
yang menjadi ending lakon drama ini sehingga mampu dinikmati.
1 Judul
buku : Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal :
50 halaman
3 Pengarang
: Nyoman Manda
4 Hasil karya
: ke 80
5 Penerbit :
Pondok Tebawutu
6 Tahun :
2013
Buku drama ini ditulis ketika mendapat
inspirasi sebagai pembaca naskah-naskah sastra Jawa kuno yang menajdi bacaan di
grup pesantian di Bali.
Empu
Sedah yang dipesraman Resi Panunggal dan menjalin kasih dengan Lenggang
Kencana, akhirnya brantakan karena Lenggang Kencana disunting Raja Jayabaya.
Raja yang terkenal ini akhirnya ingin mewariskan seni sastra Mahabrata dan
menugaskan Empu Sedah menterjemahkannya dari bahasa Sansekerta ke Bahasa Jawa kuno.
Empu
Sedah karena titah Jayabaya tidak bisa menolak dan akhirnya datang ke istana
kerajaan untuk menterjemahkan epos Mahaberata yang terkenal penuh dengan
tatanan hidup dan filsafat yang tinggi untuk diwariskan kepada generasi bangsa
Indonesia ini.
Keseharian
Empu Sedah berada di istana kerajaan mengemban tugas mulia ini menambah luka
hatinya karena setiap hari bertemu dengan Lenggang Kencana kekasih yang telah
dirampas oleh Raja Jayabaya.Cinta tumbuh membara dalam keterbatasan sehingga
pada saat ia akan melukiskan kesetian Putri Setiawati ia menemui hambatan dan
hanya Lenggang Kencana yang bisa memberinya kekuatan untuk itu. Namun
keseharian mereka bertemu menyebabkan cinta lama tumbuh kembali sehingga suatu
saat diketahui raja yang memutuskan akan menghukum mati mereka di alun-alun
kerajaan tapi akhirnya mereka berdua memilih mati bersama demi keagungan cinta
mereka.Inilah sebuah kisah cinta pengarang yang memilih mati bersama kekasihnya
dan Raja Jayabaya yang baru sadar akan kesalahannya karena telah merampas
keindahan cinta mereka lalu menitahkan Empu Panuluh untuk melanjutkan
penterjemahan Mahaberata ini sehingga dapat kita wariskan sampai sekarang ini.
1
Judul buku : Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal :
52 halaman
3 Pengarang
: Nyoman Manda
4 Hasil karya
: ke 81
5 Penerbit :
Pondok Tebawutu
6 Tahun :
2013
Drama yang tebalnya 52 halaman ini
merupakan hasil karya Nyoman yang ke 81 tahun 2013. Berawal dari pengalamannya
memimpin dua teater di Gianyar yaitu Teater Malini dan Teater Purnama yang
sering mentas di Sta TV RI Denpasar sehingga banyak naskah yang ditulisnya dan
dari naskah –naskah itua da yang dikembangakan sehingga bisa dipentaskan pada
pentas drama panggung.
1
Judul buku : Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal :
52 halaman
3 Pengarang
: Nyoman Manda
4 Hasil karya
: ke 81
5 Penerbit :
Pondok Tebawutu
6 Tahun :
2013
1
Judul buku : Dukana Pujangga(drama)
2 Tebal :
52 halaman
3 Pengarang
: Nyoman Manda
4 Hasil karya
: ke 81
5 Penerbit :
Pondok Tebawutu
6 Tahun :
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar